Kota Malang kembali menjadi kolam dadakan setelah hujan deras mengguyur beberapa waktu lalu. Warga yang sudah terbiasa dengan genangan di jalanan mungkin mulai berpikir, apakah ini bagian dari rencana wisata air pemerintah kota? Dengan proyek drainase yang katanya segera digarap, seharusnya kita bisa berharap lebih. Tapi sayangnya, genangan masih menjadi pemandangan rutin.
Wali Kota Malang yang baru, Wahyu Hidayat, datang dengan janji besar, proyek drainase di Jalan Soekarno-Hatta (Suhat) yang diklaim bisa mengatasi 70 persen masalah banjir. Anggaran Rp32 miliar pun disiapkan dari APBD Provinsi Jawa Timur, dan proyek ini dijadwalkan rampung dalam enam bulan. Konsepnya cukup menarik, aliran air yang selama ini menuju utara ke Sudimoro akan dialihkan ke selatan menuju Sungai Brantas yang lebih besar. Terdengar logis, tapi sayangnya banjir masih terjadi di 13 titik kota akibat drainase yang tersumbat.
Lucunya, ketika banjir terjadi, alasan yang diberikan masih itu-itu saja, curah hujan tinggi dan saluran tersumbat. Padahal, bukankah salah satu tugas utama pemerintah adalah memastikan saluran drainase tetap bersih dan berfungsi optimal? Seharusnya, alih-alih sibuk menyusun proyek baru, pemkot lebih dulu memastikan infrastruktur yang ada tidak macet total setiap kali hujan turun.
Satu hal yang patut diapresiasi adalah komitmen Pemkot Malang untuk menjaga pohon-pohon di sekitar proyek drainase Suhat. Wahyu Hidayat bahkan menegaskan bahwa pihaknya akan meminimalkan penebangan pohon. Tapi, kalau nantinya banjir masih terus terjadi, warga mungkin lebih memilih kehilangan beberapa pohon ketimbang harus mengarungi genangan air setiap musim hujan.
Masalah utama di Kota Malang bukan hanya sistem drainase yang belum optimal, tapi juga kurangnya kesadaran dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat. Warga yang masih membuang sampah sembarangan jelas berkontribusi pada penyumbatan saluran air, tapi pemerintah yang lambat dalam pemeliharaan drainase juga tak bisa lepas tangan.
Lantas, apakah proyek baru ini akan benar-benar membawa perubahan atau hanya menjadi tambahan angka di daftar proyek gagal Pemkot Malang? Kita tunggu saja, semoga kali ini bukan sekadar janji manis.

Cewek generasi Z yang tidak bisa jauh dari gadget. Meskipun introvert, saya suka mengeksplorasi tempat-tempat baru. Saya juga tertarik dengan tren yang sedang berkembang
Discussion about this post