Sadarkah kalian jika lingkungan kita telah tercemar? Pencemaran lingkungan bukan hanya tentang polusi dan sampah, melainkan juga polusi cahaya dan suara. Singkatnya, polusi cahaya merupakan paparan berlebihan dari cahaya buatan manusia yang menyilaukan.
Umumnya polusi jenis ini berasal dari papan reklame, gedung tinggi dengan lampu yang menyala, dan lampu jalanan. Sedangkan polusi suara merupakan paparan berlebihan dari sumber suara yang keras dan mampu merusak pendengaran dalam jangka panjang. Salah satu sumber polusi suara adalah sound horeg.
Sound horeg ternyata memiliki frekuensi suara yang tinggi, yaitu 135 desibel! Artinya, suara yang dihasilkan dapat merusak indra pendengaran jika terpapar terus menerus. Semakin sering kita terpapar suara dengan desibel tinggi, maka semakin rentan kita kehilangan kemampuan mendengar! Oh no, seram sekali 😱.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga indera pendengaran sejak dini, dengan cara:
- Jaga Volume Suara
Paparan suara keras yang berlebihan adalah salah satu penyebab utama kerusakan pendengaran. Oleh karena itu, penting untuk mengatur volume suara dengan bijak.
- Gunakan Volume yang Aman: Saat mendengarkan musik dengan earphone, pastikan volume tidak lebih dari 60% dari batas maksimal. Suara yang terlalu keras bisa merusak sel-sel rambut halus di dalam telinga yang berfungsi menerima getaran suara.
- Terapkan Aturan 60/60: Batasi waktu mendengarkan musik selama 60 menit dengan volume maksimal 60%, lalu istirahatkan telinga. Cara ini membantu mencegah kelelahan telinga akibat paparan suara yang terus-menerus.
- Gunakan Pelindung Telinga
Lingkungan yang bising seperti konser, area konstruksi, atau bahkan saat mengendarai motor di jalanan yang ramai bisa memberikan tekanan berlebih pada telinga.
- Gunakan Earplug atau Earmuff: Alat pelindung ini membantu meredam suara keras yang bisa merusak pendengaran. Pilih pelindung yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan.
- Pilih Tempat yang Lebih Tenang: Jika memungkinkan, pilih tempat yang tidak terlalu dekat dengan sumber suara keras. Semakin jauh dari sumber suara, semakin kecil intensitas suara yang diterima telinga.
- Bersihkan Telinga dengan Benar
Menjaga kebersihan telinga penting, tetapi perlu dilakukan dengan cara yang aman agar tidak menyebabkan kerusakan.
- Hindari Cotton Bud: Penggunaan cotton bud yang terlalu dalam justru bisa mendorong kotoran lebih masuk ke dalam telinga dan berisiko merusak gendang telinga.
- Gunakan Kain Lembap: Bersihkan bagian luar telinga secara perlahan menggunakan kain lembap. Jika merasa ada penumpukan kotoran di dalam telinga, lebih baik konsultasikan ke dokter THT.
- Istirahatkan Telinga
Telinga juga membutuhkan waktu untuk pulih setelah terpapar suara keras dan penggunaan alat pendengaran seperti headset, earphone, hingga TWS, karena dapat meningkatkan kelembaban dan memicu tumbuhnya bakteri penyebab infeksi.
- Berikan Waktu Istirahat: Setelah berada di lingkungan yang bising, berikan telinga waktu istirahat minimal 16-18 jam. Ini penting untuk memulihkan sel-sel pendengaran yang mungkin mengalami tekanan.
- Ciptakan Suasana Tenang: Hindari mendengarkan musik atau suara keras dalam waktu lama, terutama setelah telinga terpapar kebisingan.
- Hindari Memasukkan Benda Asing
Telinga adalah organ yang sensitif, sehingga tidak boleh sembarangan memasukkan benda ke dalamnya.
- Jangan Masukkan Jari atau Alat Lain: Meskipun terasa gatal, hindari memasukkan jari, peniti, atau alat kecil lainnya ke dalam telinga karena bisa menyebabkan luka atau infeksi.
- Gunakan Obat Tetes Telinga Jika Perlu: Jika merasa tidak nyaman, gunakan obat tetes telinga yang direkomendasikan oleh dokter.
- Jaga Kesehatan Umum
Kesehatan tubuh yang baik akan berdampak positif pada kesehatan pendengaran.
- Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan bergizi yang mengandung vitamin D dan omega-3 untuk mendukung kesehatan telinga.
- Olahraga Teratur: Olahraga membantu melancarkan peredaran darah, termasuk ke bagian telinga, sehingga memperkuat fungsi pendengaran.
- Kontrol Penyakit: Penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi bisa mempengaruhi pendengaran. Rutin cek kesehatan dan kendalikan penyakit tersebut.
- Periksa Pendengaran Secara Berkala
Sama seperti kesehatan mulut, lakukan check-up secara berkala untuk mendeteksi adanya potensi gangguan pendengaran. Jangan tunggu sampai mengalami gangguan pendengaran untuk memeriksa kondisi telinga.
- Deteksi Dini: Jika mulai merasakan suara berdenging (tinnitus), penurunan kemampuan mendengar, atau rasa tidak nyaman di telinga, segera periksakan ke dokter THT.
- Lakukan Pemeriksaan Rutin: Terutama jika sering terpapar suara keras atau memiliki riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran.

Sedang belajar merangkai kata. Gemar mendengarkan lagu gokil dan menggambar santai. Ada cucian dicuci bersih, cukup sekian dan terima kasih
Discussion about this post