Kabut merupakan fenomena alam yang indah dan jarang terjadi. Untuk mereka yang tinggal di dataran tinggi mungkin lebih sering mendapati kabut menyelimuti pemukiman mereka, karena suhunya relatif lebih sejuk daripada di perkotaan. Oleh sebab itu, kabut di kota merupakan fenomena langka dan unik. Kadang kabut ini bikin suasana estetik, tapi di sisi lain, bisa juga jadi tanda polusi udara yang parah.
Kabut sebenarnya adalah awan yang menyentuh permukaan bumi. Ia terdiri dari tetesan air super kecil yang melayang di udara, membuat pandangan jadi buram. Kabut terbentuk ketika udara yang mengandung banyak uap air mengalami pendinginan mendadak. Saat udara mendingin, molekul air yang awalnya berbentuk uap berubah menjadi tetesan kecil yang menggantung di atmosfer.
Karena ukurannya yang kecil, tetesan ini bisa memantulkan cahaya, sehingga kabut terlihat buram. Kelembapan tinggi menjadi faktor utama dalam pembentukan kabut. Semakin tinggi kelembapan dan semakin besar perubahan suhu, semakin cepat kabut bisa muncul dan menghilang.
Fenomena ini baru-baru ini terjadi di Malang, loh!
View this post on Instagram
Bagaimana cara membedakan kabut biasa dengan kabut polusi? Berikut beberapa cirinya:
- Warna lebih gelap – Kabut polusi cenderung berwarna abu-abu atau kecoklatan karena bercampur dengan partikel asap dan debu.
- Bau menyengat – Kalau udara terasa bau asap atau kimiawi, itu kemungkinan besar smog.
- Efek pada kesehatan – Kabut polusi bisa bikin mata perih, tenggorokan gatal, atau sesak napas, terutama bagi penderita asma atau alergi.
- Tidak cepat menghilang – Smog sering bertahan lebih lama dibanding kabut alami karena partikel polutan sulit terurai.
- Terjadi di daerah padat kendaraan dan industri – Jika kabut lebih sering muncul di pusat kota yang penuh kendaraan dan pabrik, itu kemungkinan besar smog.

Sedang belajar merangkai kata. Gemar mendengarkan lagu gokil dan menggambar santai. Ada cucian dicuci bersih, cukup sekian dan terima kasih
Discussion about this post