Malang Today

  • Beauty
  • Fashion
  • Music
  • Malang

ALL CATEGORY

Auto Update Date
Jam Digital
-- : --
27°C
Dirty Vote 2 o3 / Bukan Sekedar Mbps: 7 Kriteria ISP Terbaik untuk Hotel dan Resort Indonesia / MLI Hadirkan Special Show Pertama Firza Valaza: “AREK NDABLEG BERKELUARGA” Tour Malang & Surabaya / Xiaomi POP Run 2025 Kembali ke Indonesia! Rayakan Teknologi dan Gaya Hidup Sehat / Xiaomi Resmi Luncurkan Mesin Cuci 2-in-1 Mijia Front Load Washer Dryer 10,5kg di Indonesia /
  • Beauty
  • Fashion
  • Music
  • Malang
:
27°C
Dirty Vote 2 o3 / Bukan Sekedar Mbps: 7 Kriteria ISP Terbaik untuk Hotel dan Resort Indonesia / MLI Hadirkan Special Show Pertama Firza Valaza: “AREK NDABLEG BERKELUARGA” Tour Malang & Surabaya / Xiaomi POP Run 2025 Kembali ke Indonesia! Rayakan Teknologi dan Gaya Hidup Sehat / Xiaomi Resmi Luncurkan Mesin Cuci 2-in-1 Mijia Front Load Washer Dryer 10,5kg di Indonesia /

Bahasa Gaul Arek Malang

Deviardi Panca Khairunnisa by Deviardi Panca Khairunnisa
February 24, 2025
Boso Walikan Malang

Boso Walikan Malang

Bahasa Walikan, atau sering disebut “Boso Walikan,” adalah bahasa unik yang menjadi ciri khas masyarakat Malang. Keunikan bahasa ini terletak pada pembalikan kata-kata, di mana “Malang” menjadi “Ngalam,” “Arema” menjadi “Arem,” dan seterusnya. Namun, tahukah kamu bahwa bahasa ini lahir dari semangat perjuangan melawan penjajah?

Lahir dari Perlawanan

Asal-usul Bahasa Walikan tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan rakyat Malang. Berawal dari masa revolusi kemerdekaan sekitar tahun 1949, Bahasa Walikan diciptakan oleh para pejuang yang tergabung dalam Gerilya Rakyat Kota (GRK). Saat itu, pasukan Belanda masih menduduki berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Malang. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para pejuang adalah keberadaan mata-mata Belanda yang mampu memahami bahasa Jawa dan dialek Malangan.

Untuk mengatasi masalah ini, seorang pejuang bernama Suyudi Raharno bersama rekan-rekannya menciptakan pola bahasa yang unik: membalik suku kata dalam suatu kata sehingga sulit dimengerti oleh pihak musuh. Dengan sistem ini, informasi strategi bisa tetap disampaikan dengan aman di antara sesama pejuang. Misalnya, kata “Malang” menjadi “Ngalam,” “Arema” menjadi “Arem,” dan sebagainya.

Transformasi Bahasa Gaul

Seiring waktu, setelah perang berakhir dan Indonesia merdeka, Bahasa Walikan tidak lantas punah. Justru, bahasa ini mengalami pergeseran fungsi, dari yang semula sebagai alat komunikasi rahasia menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Malang. Generasi muda mulai menggunakannya dalam percakapan informal, dan lambat laun bahasa ini menjelma menjadi dialek khas yang membedakan Arek Malang dari kota-kota lain di Indonesia.

Pada era 1980-an hingga 1990-an, Bahasa Walikan semakin populer di kalangan anak muda, terutama di lingkungan sekolah dan pergaulan jalanan. Kata-kata khas seperti “sam” (mas), “nawak” (kawan), “ngalam” (Malang), dan “ngangsir” (istirahat) menjadi bagian dari slang yang digunakan sehari-hari. Tak hanya itu, Bahasa Walikan juga masuk ke dalam budaya pop Malang, mulai dari musik, seni mural, hingga atribut Arema yang sering menggunakan kata-kata khas Walikan.

Struktur dan Pola Bahasa Walikan

Meski terdengar sederhana, ada pola unik dalam Bahasa Walikan yang membedakannya dari sekadar membalik urutan huruf. Polanya lebih fleksibel dibandingkan bahasa sandi lainnya, dan sering kali hanya suku kata tertentu yang dibalik, bukan seluruh kata. Misalnya:

  • Malang = Ngalam
  • Singo Edan = Ongis Nade
  • Mas = Sam
  • Kawan = Nawak
  • Mangan (makan) = Nganam
  • Arek (anak) = Kera

Perbedaan dalam cara membalik kata ini membuat Bahasa Walikan lebih natural dan tetap mudah diucapkan.

Pentingnya Melestarikan Bahasa Walikan

Sebagai bagian dari warisan budaya tak benda, Bahasa Walikan perlu dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman. Salah satu cara efektif adalah dengan terus menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah dan komunitas budaya juga diperlukan, misalnya dengan mengadakan festival atau lomba berbicara dalam Bahasa Walikan.

Melestarikan Bahasa Walikan berarti juga menjaga sejarah perjuangan yang menjadi akar dari bahasa ini. Dengan memahami asal-usulnya, kita tidak hanya belajar tentang keunikan linguistik, tetapi juga menghargai nilai-nilai kepahlawanan yang ada di baliknya.

Deviardi Panca Malang Today
Deviardi Panca Khairunnisa

Cewek generasi Z yang tidak bisa jauh dari gadget. Meskipun introvert, saya suka mengeksplorasi tempat-tempat baru. Saya juga tertarik dengan tren yang sedang berkembang

Related Posts

7 Kriteria ISP Terbaik untuk Hotel dan Resort Indonesia
Malang Raya

Bukan Sekedar Mbps: 7 Kriteria ISP Terbaik untuk Hotel dan Resort Indonesia

Memilih ISP terbaik Indonesia untuk properti hospitality bukan soal harga paket, melainkan konsistensi pengalaman tamu dan ketahanan operasional. Koneksi yang stabil...

by Malang Today
October 18, 2025
AREK NDABLEG BERKELUARGA” Tour Malang & Surabaya
Entertains

MLI Hadirkan Special Show Pertama Firza Valaza: “AREK NDABLEG BERKELUARGA” Tour Malang & Surabaya

Majelis Lucu Indonesia (MLI) dengan bangga mempersembahkan stand-up special show perdana Firza Valaza berjudul “Arek Ndableg Berkeluarga”, yang akan...

by Malang Today
September 3, 2025
Penampilan Energik RAN di BRI Jazz Gunung Series 1 Bromo
Entertains

Penampilan Energik RAN Tutup Panggung BRI Jazz Gunung Series 1: Bromo

Rangkaian Jazz Gunung Series 1 Bromo resmi dibuka oleh pertunjukan interaktif dari Papermoon Puppet Theatre bersama 58 Siswa SDN...

by Malang Today
July 22, 2025
Musuh Masyarakat Tour 2025
Malang Raya

Musuh Masyarakat Tour 2025

Majelis Lucu Indonesia (MLI) kembali menghadirkan kejutan untuk para penikmat konten komedi cerdas dan tajam. Podcast unggulan MLI yang...

by Malang Today
May 5, 2025

Discussion about this post

CONTACT US

ABOUT US

EDITORIAL

CYBER MEDIA GUIDELINES

DISCLAIMER

CONTACT US

CYBER MEDIA GUIDELINES

ABOUT US

DISCLAIMER

EDITORIAL

1711