Malang memang dikenal sebagai kota yang menyenangkan, entah itu karena suasananya yang adem, wisatanya yang lengkap, atau keberagamannya sebagai kota pendidikan. Tapi, di balik segala keindahannya, ada sisi lain dari Malang yang jarang dibahas, yaitu sisi gelapnya. Mulai dari kehidupan malam hingga masalah sosial, semua ini jadi bagian dari dinamika kota.
Kalau ngomongin dunia malam di Malang, sebenarnya nggak kalah ramai dari kota besar lain. Di kawasan seperti Jalan Soekarno-Hatta, Dieng, atau Batu, hiburan malam cukup berkembang. Ada bar, lounge, karaoke, bahkan tempat dugem. Sayangnya, menurut laporan dari Radar Malang dan beberapa sumber lainnya, nggak semua tempat ini bersih. Beberapa karaoke eksklusif sering dikaitkan dengan praktik prostitusi terselubung atau penjualan miras ilegal. Meskipun razia sering dilakukan, praktik semacam ini tetap sulit diberantas karena terus berpindah-pindah.
Selain hiburan malam, peredaran narkoba juga jadi isu besar di Malang, terutama di lingkungan mahasiswa. Sebagai kota pendidikan, Malang dihuni oleh ratusan ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia. Tapi, fakta ini justru dimanfaatkan oleh oknum untuk menyebarkan narkoba di kos-kosan dan tempat nongkrong mahasiswa. Berdasarkan data dari BNNP Jawa Timur (2022), Malang termasuk zona merah peredaran narkoba. Bahkan, beberapa razia yang dilakukan di tahun 2023 menemukan banyak kasus pesta narkoba yang melibatkan anak muda.

Kota Malang juga menghadapi masalah kriminalitas, terutama di malam hari. Beberapa kawasan seperti Gadang, Sawojajar, dan Tlogomas dikenal rawan begal dan pencurian. Jalan-jalan yang minim penerangan sering jadi target pelaku kriminal. Data dari Polresta Malang Kota menyebutkan bahwa angka kasus begal meningkat signifikan di tahun 2023. Ini jadi pengingat buat semua orang yang sering keluar malam di Malang untuk lebih berhati-hati, apalagi di jalanan yang sepi.
Nggak cuma itu, prostitusi terselubung juga menjadi bagian dari sisi gelap Malang. Praktik ini biasanya dilakukan lewat aplikasi daring atau tersembunyi di balik bisnis seperti karaoke dan panti pijat. Laporan dari Jawa Pos (2023) menyebutkan bahwa beberapa kawasan seperti Oro-Oro Dowo sering diawasi karena diduga jadi lokasi aktivitas ini. Sayangnya, meski razia rutin dilakukan, praktik semacam ini tetap sulit dihentikan sepenuhnya.
Ada juga masalah judi yang cukup mengkhawatirkan. Perjudian sering ditemukan di warung kopi atau lewat platform online. Selain itu, konflik antar kelompok, seperti perkelahian antar suporter sepak bola, sering terjadi di Malang. Bentrokan ini nggak cuma merugikan fisik, tapi juga bikin citra kota jadi kurang baik.

Di balik semua itu, pemerintah, aparat, dan masyarakat sebenarnya sudah berusaha keras untuk mengatasi masalah-masalah ini. Mulai dari razia rutin hingga program edukasi untuk anak muda, semuanya dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif. Namun, kerja sama dari semua pihak tetap jadi kunci utama untuk mengatasi sisi gelap ini.
Malang tetaplah kota yang indah dengan segala pesonanya. Tapi, mengenal sisi gelapnya juga penting, bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk meningkatkan kesadaran agar kita semua bisa lebih peduli terhadap kota ini.

Cewek generasi Z yang tidak bisa jauh dari gadget. Meskipun introvert, saya suka mengeksplorasi tempat-tempat baru. Saya juga tertarik dengan tren yang sedang berkembang
Discussion about this post